Ada Apa Saja di Museum Istano Basa Pagaruyung?

    Ada Apa Saja di Museum Istano Basa Pagaruyung?
    Foto : Dok. journalist.id

    TANAH DATAR - Bercirikan khas rumah adat Minang, Istano Basa Pagaruyung memiliki gonjong, yaitu ujung runcing pada bagian atap. Disangga oleh 72 buah tonggak serta terdiri dari 3 lantai yang masing-masingnya menyimpan benda peninggalan dari zaman kerajaan. Ada lebih dari 100 replika furnitur dan artefak Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat.  Ada pula pembagian kamar di lantai dasar yang dulunya dihuni oleh anggota keluarga kerajaan.

    Istano Basa Pagaruyung yang dalam bahasa Indonesia berarti Istana Besar Kerajaan Pagaruyung. memang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan dan pusat pemerintahan pada masanya. Dan selain bangunan utama terdapat pula beberapa bangunan lain di area yang sama, seperti Tabuah, Surau, Pincuran Tujuah, hingga dapur.

    Jika Istano Basa Pagaruyung dilihat dari luar, maka akan tampak bangunan yang memanjang dengan bagian yang lebih tinggi di ujung kanan dan kirinya yang disebut anjuang. Anjuang adalah ciri khas rumah adat Koto Piliang. Anjuang yang berada di sebelah kanan disebut sebagai Anjuang Rajo Babandiang sedangkan yang di sebelah kiri disebut Anjuang Perak. Anjuang ini adalah ruang kehormatan bagi keluarga kerajaan.

    Di lantai dasar ada tujuh kamar untuk putri raja yang telah menikah. Kamar-kamar ini ditutupi kelambu warna-warni.  Anak yang paling tua menempati kamar yang paling kanan, begitu seterusnya sampai anak yang termuda. Tepat di tengah ruangan, terdapat sebuah singgasana yang disebut sebagai Bundo Kanduang karena yang duduk di sana memang ibunda raja. Tak hanya itu ada pula replika furnitur dan artefak kerajaan yang dipajang di lantai dasar.

    Sementara di lantai dua adalah ruang aktivitas bagi para anak perempuan raja yang belum menikah. Dan ruangan teratas merupakan tempat raja dan permaisuri bersantai sambil melihat kondisi di sekitar istana, ruang penyimpanan harta pusaka sekaligus tempat rapat raja.

    Apa saja yang menarik di Museum Istano Basa Pagaruyung :

    Di halaman hijau nan luas milik Istano Basa Pagaruyung, kita bisa naik kuda atau sekadar berfoto bersama badut-badut lucu yang ada di sana. Ada juga odong-odong (kereta kelinci) jika ingin berkeliling kompleks istana pun penyewaan sepeda, tinggal pilih saja suka yang mana. Sekarang Istano Basa Pagaruyung dijadikan sebagai pusat pengembangan adat dan budaya Minangkabau. Diantaranya, kita bisa mencoba menjadi orang Minang dengan menyewa pakaian adat khas Minangkabau seharga Rp 35 ribu untuk dewasa dan Rp 30 ribu untuk anak-anak. Pakaian adat ini bisa kita pakai untuk berfoto dengan latar istana atau bergaya ala putri raja di bagian dalamnya. Mau bergaya ala pre-wedding atau post wedding pas banget rasanya! Ada fotografer foto langsung jadi yang menawarkan jasa pada kita (15 ribu/lembar) sekaligus bisa jadi fotografer prinadi kita jika kita bawa sendiri kamera dengan imbalan seikhlasnya Ada beberapa penjaja makanan khas Minang di halaman istana: sate Padang, es tebu, jajanan dan buah lokal juga souvenir. Saya sekeluarga mencoba sate Padang sambil ngedoprok di dekat yang jualan. Lamak bana!! Di tempat parkir tadi sekalian ada kios souvenir dengan harga terjangkau. Kita bisa bebelian kaos, tas, kain dan segala yang khas Minang Berkeliling di kompleks Istano Basa, area dalamnya, seluruh bagian bangunan lainnya dan mempelajari kekayaan budaya salah satu suku yang ada di Indonesia, Minangkabau! Hiking dan Camping: pada bagian belakang Istana Pagaruyung terdapat sebuah bukit bernama Bukit Bungsu, saat ini bukit tersebut bisa didaki karena telah dibangun janjang seribu. Mendaki Bukit Bungsu melalui janjang seribu merupakan atraksi baru hingga wisatawan bisa menikmati keindahan Istano Basa Pagaruyung dari ketinggian. Selain itu wisatawan bisa juga camping di bagian belakang Istana Pagaruyung. Terdapat camping ground di area yang bisa digunakan sebagai tempat untuk berkemah dengan seijin pengelola.

    Well, Istano Basa Pagaruyung dengan pesona budayanya semoga terus terawat dan makin meningkat fasilitasnya. Sebaiknya dilakukan perbaikan untuk tempat parkir yang lebih luas, toilet yang lebih layak, juga terkait kerapian dan kebersihan kawasan. Pedagang yang buang sampah seenaknya, pengunjung yang tidak peduli dengan kebersihan lokasi pun perlu edukasi dan pengawasan dari pengelola. Yuk, kita mulai dari diri sendiri untuk menjaga segala hasil budaya Nusantara. Seperti yang sudah dilakukan pada bangunan jejak sejarah Jakarta pada dua bangunan tuanya

    Indonesia kaya, bangga kita memilikinya!.

    Penulis                 : Joni Hermanto

    Sumber                : dian.blogsport.com

    museumistanobasapagaruyung tanahdatar
    Joni Hermanto

    Joni Hermanto

    Artikel Sebelumnya

    Putus Penyebaran Covid-19 Guna Perlancar...

    Artikel Berikutnya

    Ingin Berfoto Mengenakan Baju Adat Minangkabau,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Kapolri-Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
    Bakamla RI Berhasil Bantu MV Lena Alami Kerusakan Kemudi di Laut Natuna Utara

    Ikuti Kami