TANAH DATAR - Tim yang terdiri dari Dinas Pertanian Kabuapten Tanah Datar, PMPTSP, Perkim LH, Koperindag, Satpol PP, Kesbangpol, Camat, beserta anggota Polsek setempat, mendatangi lokasi yang diduga dijadikan sebagai tempat transaksi jual beli ternak daging babi, dan penampungan hewan ternak babi, di Jorong Koto Kaciak, Nagari Pangian, Kecamatan Lintau Buo, Rabu (22/9).
Ketua Tim drh. Varia Warvis, yang juga Kabid Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Tanah Datar kepada wartawan melalui selulernya, membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, pokok persoalannya, adanya keresahan masyarakat terhadap aktifitas dilokasi yang diduga dijadikan sebagai tempat jual beli daging babi dan pemeliharaan babi hidup.
Keresahan masyarakat itu, katanya, ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan menurunkan tim pemantau dengan melakukan survei kelokasi.
"Tadi tim hanya melakukan survey lokasi, ternyata sudah tidak ada lagi aktivitas dalam 3 atau 4 hari ini. Informasi dari Polsek Lintau Buo, pelaku sudah menutup kegiatannya, " pungkasnya.
Disaat terpisah Kapolsek Lintau Buo AKP Surya Wahyudi membanarkan diwilayahnya ada aktifitas pengepulan daging babi, namun saat ini pelaku sudah menghentikan aktifitas tersebut dan berpindah ke daerah lain.
“Pelaku atas nama Adfon Pasarebu asal Medan, saat kita datangi lokasinya pelaku sudah menghentikan semua aktifitasnya, ” terangnya kepada indonesiasatu.co.id, Jum’at (24/09).
Kapolsek menambahkan aktifitas pengepulan yang dilakukan Adfon Pasarebu dengan cara membeli babi hutan dari pemburu untuk dijual kembeli dagingnya ke wilayah Medan, Sumatera Utara.
Sementara itu, Camat Lintau Buo Afrizal ketika dihubungi via telpon selulernya juga membenarkan informasi tersebut.
"Tadi turun tim pemantau dari kabupaten, untuk memastikan apa benar kegiatan tersebut ada atau tidak, " ucapnya.
Dikatakan Afrizal, dari hasil penelusuran tim tadi, tidak ditemukan lagi ada aktifitas dilokasi itu, bahkan menurut informasi yang ditermia pihaknya pelaku pengepul hewan ternak babi itu sudah pindah ke daerah Sijunjung.
"Rupanya persoalan ini telah diselesaikan oleh pemerintahan nagari bersama BPRN setempat, " ungkap Afrizal yang akrab dipanggil ayah.
Diakui Afrizal, aktifitas tersebut memang ada sebelumnya dilokasi. "Kegiatan ini memang sebelumnya ada, tapi sudah pergi, tiga hari yang lalu, " pungkasnya.(JH)