TANAH DATAR - Pandu tak henti mengucap syukur ketika hasil swab PCR-nya dinyatakan negatif, Senin 15 November 2021 kemarin. Pria berusia 30 tahun ini baru saja menyelesaikan 10 hari masa isolasi mandiri pasca terinfeksi Covid-19.
Saat hasil swab PCR-nya kala itu menunjukkan kata ‘Positif’, mental Pandu sempat drop. Bagaimana tidak, ia mempunyai komorbid atau penyakit bawaan asma, juga mengalami obesitas. Bayangan kematian seolah ada di depan mata.
“Tapi, alhamdulillah dua kali vaksin tampaknya jadi ‘penolong’. Saya enggak ngerasain gejala berat, asma saya juga enggak kambuh, ” kata Pandu kepada Ayojakarta, Selasa 16/11/2021.
Ya, Pandu memang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap jenis Sinovac pada bulan April dan Mei 2021. Meski terpapar, gejala yang ia rasakan hanya pilek dan meriang. Nafsu makannya pun normal.
“Bener-bener cuma pilek aja yang agak ganggu, demam tinggi juga enggak sih. Alhamdulillah banget enggak berhenti bersyukur, ” ujarnya.
Dari pengalaman tersebut, pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Pekanbaru ini pun semakin giat mengajak keluarga dan teman-temannya untuk mengikuti vaksinasi.
“Saya ngerasain sendiri ya manfaatnya, karena kalau saya belum vaksin, mungkin cerita akan lain. Jadi, saya coba ajak teman-teman untuk mau divaksin, dan alhamdulillah mereka antusias banget, ” katanya.
Pengalaman hampir serupa ikut dirasakan Weri, wanita 31 tahun yang memiliki komorbid hipertensi serta pola hidup tidak sehat. Pada saat ia tertular virus corona pertengahan Agustus 2021 lalu, gejala yang dirasa hanya demam dan kehilangan indera penciuman.
Weri sendiri merupakan salah satu pegawai BUMN yang telah mendapat vaksinasi lengkap sebulan sebelumnya.
“Saya sih merasa terbantu kayaknya sama vaksin ini karena punya hipertensi sama pola hidup saya enggak sehat-sehat banget, sering kurang tidur juga, ” ujar dia.
Meski begitu, ibu satu anak ini mengakui bahwa Covid-19 adalah penyakit yang bisa melemahkan mental, sekalipun ia sudah divaksin. Pasalnya, selama isolasi 14 hari, Weri begitu tersiksa karena terpisah dengan sang anak.
“Duh, pokoknya jangan sampai kena deh karena enggak enak banget rasanya. Iya alhamdulillah gejala saya ringan, tapi mental remuk enggak bisa ketemu anak, ” katanya.
Untuk itu, Anggi berpesan untuk jangan sekali-sekali meremehkan, apalagi tidak percaya pada Covid-19. Jika ada kesempatan mendapatkan vaksin, maka jangan sia-siakan.
“Jangan takabur-lah intinya karena kita kan enggak pernah tahu imun tubuh kita gimana. Apalagi buat orang yang gaya hidupnya enggak sehat kayak saya, perlu banget dapat vaksin, ” ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa hal itu tak lepas dari kerja sama semua pihak, baik TNI/Polri, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta.
"Secercah berita baik, Indonesia berhasil melakukan 1, 3 juta vaksinasi per hari yang dicapai Sabtu 26 Juni 2021. Terima kasih untuk TNI/Polri, Pemerintah Daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu, " kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan resminya, Minggu 27 Juni 2021.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa vaksinasi menjadi salah satu upaya penting dalam mengurangi laju penyebaran virus, yang akan berdampak mengurangi lonjakan kasus dan membawa Indonesia keluar dari pandemi.
“Salah satu strategi pemerintah adalah mengupayakan ketersediaan vaksin dan mempercepat program vaksinasi sehingga semakin banyak masyarakat terlindungi, " ujarnya.
Dari data Kementerian Kesehatan pada 26 Juni 2021, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan pada lebih dari 27 juta orang dan vaksinasi dosis kedua pada lebih dari 13 juta orang. Program percepatan vaksinasi pun ikut ditingkatkan.
Selain membuka vaksinasi massal bekerja sama dengan semua elemen masyarakat, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, Unit Pelaksana Teknis di bawah Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes, di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada KTP.
“Pemerintah juga mengupayakan ketersediaan vaksin baik lewat skema multilateral maupun bilateral, demi mencukupi stok yang ada saat ini dan menjaga laju vaksinasi tetap tinggi di angka 1 juta dosis per hari, ” kata Budi.(JH)