Joni Hermanto
Joni Hermanto
  • Aug 5, 2021
  • 3580

Hikmad HUT RI Ke 76 di Tengah Pandemi

Hikmad HUT RI Ke 76 di Tengah Pandemi
Foto : Dok. NN/Ilustrasi Pasukan Paskibra

TANAH DATAR - Dalam beberapa hari kedepan, bangsa Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Sebuah momentum peringatan hari kemerdekaan yang biasanya diisi dengan berbagai kegiatan perayaan. Selain upacara bendera, berbagai lomba-lomba tujuhbelasan menjadi kegiatan wajib yang dilaksanakan bahkan sebulan sebelum puncak perayaan. Sebut saja lomba gerak jalan, panjat pinang, lomba lari karung, makan kerupuk dan sejenisnya. Dalam kegiatan lomba-lomba untuk menyambut hari kemerdekaan tersebut, biasanya masyarakat akan tumpah ruah turun ke jalan atau lapangan tempat berlangsungnya kegiatan. Meriah. Hingar-bingar perayaan ini akan memikat seluruh mata, ingin menyaksikan secara langsung bahkan ingin mengikuti seluruh kegiatan yang ada.

Namun ada yang berbeda tahun ini. Perayaan semacam itu tidak lagi menjadi bagian HUT RI ke-76 pada tahun 2021. Hanya deretan bendera Merah-Putih yang berjejer di depan rumah. Pun di tempat-tempat umum dengan dilengkapi baliho berbagai ukuran. Lomba-lomba ditiadakan. Kegiatan-kegiatan yang mengundang keramaian tak lagi berlangsung. Terasa sedikit hambar memang. Bagaimana tidak? Kegiatan yang telah rutin dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun lalu itu kini mendadak tiada. Seperti ada sesuatu yang kurang.

Jika bertanya siapa yang bertanggungjawab dibalik semua kehambaran ini, barangkali virus Corona menjadi satu-satunya penyebab. Virus kecil tak kasat mata ini berhasil membuat aktivitas di negeri ini bahkan diseluruh dunia menjadi lumpuh dan terhambat. Sejak kemunculannya pada akhir tahun lalu, ia telah menjadi pandemi dan musuh besar yang mana semua kalangan ikut memeranginya.

Tak ada pilihan. Pelaksanaan peringatan HUT RI ke-76 mesti mengikuti protokol kesehatan. Tak ada kerumunan, tak ada perayaan semeriah tahun-tahun sebelumnya. Tak ada panjat pinang, tak ada lari karung, tak ada makan kerupuk, tak ada bermacam perlombaan yang biasanya selalu mewarnai perayaan disetiap tahunnya. Alasannya jelas; kesehatan. Pada masa ini, mengikuti protokol kesehatan juga merupakan peran nyata kita dalam membantu negara ini untuk bangkit dengan memutus rantai penyebaran Covid-19 yang melanda.

Akan tetapi, apakah peringatan hari kemerdekaan hanya tentang panjat pinang, lari karung, atau makan kerupuk sebagai bagian perayaan? Tentu saja tidak. Sebab peringatan dan perayaan kemerdekaan sejatinya lebih dari itu. Peringatan kemerdekaan dapat dimaknai bukan hanya sekadar dari aktivitas tujuhbelasan, melainkan tertanam dalam-dalam pada perasaan.

Rasa yang menggelora bak api perjuangan itu sejatinya adalah rasa nasionalisme. Rasa yang dapat diterjemahkan dalam berbagai sikap dan perilaku sehari-hari - yang tentu saja puncaknya pada hari kemerdekaan. Rasa itulah yang tidak boleh pudar apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini. Semangat yang tidak boleh luntur. Kobaran rasa nasionalisme yang tidak boleh padam meskipun diterjang kenyataan sepahit pandemi Covid-19.

Rasa itu kemudian berkembang dalam hal memaknai kemerdekaan. Mengisi kemerdekaan. Bahwasanya tugas kita semua dalam hal mengisi kemerdekaan ini tidaklah sederhana. Oleh karena itu, aktivitas kita boleh saja terhambat lantaran Covid-19, akan tetapi semangat kita dalam hal memaknai dan mengisi kemerdekaan tetap berkobar sebagaimana kutipan yang digaungkan Bung Karno: “Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka!”.(JH)

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU